Ternyata walosongo dakwah menggunakan budaya lokal tidak dengan budaya arab.. Walisongo menulis semua ajaran tentang Islam dengan menggunakan tulisan dan bahasa lokal, bukan Arab maupun Pegon. Suluk-suluk yang dibuat oleh para Wali, semuanya menggunakan tulisan lokal. Suluk "Wrucil" nya Sunan Bonang, suluk "Linglung" nya Sunan Kalijaga, kidung "Purwojati" dan sebagainya, semua menggunakan bahasa dan bentuk huruf lokal Jawa. Belakangan terjadi sesat pikir yg menganggap bahw a semua tulisan yg menggunakan huruf berkarakter lokal seperti Hanacaraka adalah warisan Hindu Majapahit. Akhirnya ajaran-ajaran yang menggunakan huruf-huruf tersebut dan bukan huruf Arab menjadi tertolak. Akibatnya ilmu-ilmu yang diwariskan Walisongo menjadi tidak berkembang. Saat Belanda datang ke Nusantara adalah dalam situasi mandegnya ajaran Walisongo tersebut bersamaan dengan makin kentalnya kecenderungan dan pendekatan fiqih, maka penjajahan akhirnya dengan ...